MBKM DI SD MUHAMMADIYAH WONOKROMO 1 YOGYAKARTA : Ajak Siswa SD Lebih Peduli Kesehatan Mental dengan Cara Menyenangkan
Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti aula SD Muhammadiyah Wonokromo 1 saat puluhan siswa kelas 6 mengikuti kegiatan psikoedukasi bertajuk “Aku Sehat, Aku Hebat”, sebuah program inisiatif mahasiswa Psikologi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program MBKM Psikologi yang telah berjalan selama empat bulan, dan dirancang khusus untuk menyampaikan edukasi kesehatan mental kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan aplikatif.
Dibuka dengan permainan “Kartu Emosi”, para siswa diajak mengenali beragam perasaan dasar – senang, sedih, marah, takut – dan bagaimana mengekspresikannya secara sehat. Tak hanya itu, kegiatan juga diisi dengan sesi menulis surat kepada diri sendiri, roleplay cara menolak tekanan teman sebaya, hingga relaksasi ringan dengan teknik pernapasan sederhana.
Selain itu, kegiatan ini juga mengajarkan anak cara mengenali sinyal stres dan cara menanganinya, seperti:
- Mengalihkan pikiran lewat kegiatan positif (menggambar, membaca)
- Curhat kepada orang dewasa yang dipercaya
- Mengenali waktu istirahat yang dibutuhkan tubuh dan pikiran
Program MBKM Psikologi UNISA selama 4 bulan ini memang dirancang agar mahasiswa tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran, tetapi juga agen perubahan sosial di lapangan. Mereka dibekali pelatihan intensif dalam menyusun materi psikoedukasi anak, asesmen kondisi psikologis ringan, dan metode pendekatan yang berbasis empati serta komunikasi non-verbal.
Respons dari pihak sekolah sangat positif. Ibu Siti, wali kelas 6, menyampaikan bahwa sejak kegiatan ini, beberapa siswa menjadi lebih terbuka, tidak hanya kepada guru tetapi juga kepada teman sekelasnya. “Anak-anak jadi tahu bahwa merasa sedih atau marah itu normal. Yang penting adalah tahu cara menghadapinya dan tahu harus bicara kepada siapa,” tuturnya.
Dari catatan refleksi yang dikumpulkan oleh mahasiswa, beberapa siswa menuliskan hal-hal menyentuh, seperti:
“Aku sering sedih tapi malu cerita. Sekarang aku tahu boleh kok cerita sama Bu Guru.”
“Aku suka bingung kalau teman bilang aku aneh. Sekarang aku tahu semua orang punya perasaan masing-masing.”
Program Studi Psikologi UNISA Yogyakarta mengungkapkan bahwa kegiatan ini bukan yang terakhir. Saat ini tim pengembang tengah menyusun modul psikoedukasi adaptif untuk jenjang SD hingga SMP, dengan pendekatan berbasis permainan, cerita bergambar, dan media visual interaktif. Tujuannya adalah untuk menjangkau lebih banyak sekolah di DIY dan sekitarnya, serta mendorong siswa menjadi lebih sadar diri dan tangguh secara emosional sejak dini.
Program MBKM ini juga menjadi pengalaman luar biasa bagi mahasiswa. Selain praktik langsung di sekolah, mereka juga dilatih untuk melakukan mini asesmen perilaku, menyusun laporan evaluasi psikoedukatif, dan bekerja dalam tim multidisiplin.