MAGANG DI PUSKESMAS MLATI 2: Hadirkan Layanan Kesehatan Holistik untuk Teman Difabel

Komitmen untuk mewujudkan kesehatan inklusif bagi semua lapisan masyarakat dibuktikan oleh Puskesmas Mlati 2. Pada Kamis, 20 Juni 2024, bertempat di Gor Kalurahan Tlogoadi, Sleman, diselenggarakan kegiatan khusus bertajuk “Teman Difabel”. Acara yang berlangsung dari pukul 09.30 – 11.30 WIB ini dihadiri oleh 32 teman difabel beserta pendampingnya, menandai langkah nyata pelayanan kesehatan yang menjangkau dan ramah bagi semua.

Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga secara holistik mencakup kesehatan mental dan kesehatan gigi, mengakui bahwa kesejahteraan adalah sebuah kesatuan yang utuh.

Kolaborasi Multi-Disiplin: Kekuatan di Balik Layanan yang Komprehensif

Keberhasilan acara ini ditopang oleh kolaborasi tim kesehatan yang solid dari berbagai latar belakang, menunjukkan pendekatan all hands on deck dalam melayani masyarakat:

  1. Psikolog Klinis dari Puskesmas Mlati 2, Berta Devi Aryani, M.Psi., Psikolog, yang memimpin sambutan dan mengawali acara.
  2. Mahasiswa Magang MBKM Psikologi UNISA Yogyakarta yang aktif terlibat dalam proses skrining kesehatan mental, memberikan pengalaman langsung sekaligus tenaga tambahan yang berharga.
  3. Dokter Umum Internship dan Dokter Gigi Co-ass Puskesmas Mlati 2 yang memberikan pemeriksaan kesehatan umum dan gigi, serta edukasi yang mudah dipahami.

Kolaborasi ini adalah contoh nyata dari implementasi program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), di mana mahasiswa mendapat ruang untuk menerapkan ilmu psikologinya di masyarakat, sementara puskesmas mendapat tambahan tenaga yang enerjik dan terlatih.

Runtutan Kegiatan: Dari Skrining Mental hingga Pemeriksaan Gigi

Acara dirancang sistematis untuk memastikan semua peserta mendapat pelayanan yang maksimal yaitu dimulai dari adanya sambutan dan Pembukaan oleh Psikolog Puskesmas Mlati 2, mengesankan bahwa aspek psikologis menjadi perhatian utama dalam acara ini, skrining Kesehatan Mental dengan Self Reporting Questionnaire (SRQ) yang dipandu oleh mahasiswa MBKM, Aulia Maharani Elsafir & Sartika Masrudin dimana  salah satu alat skrining ini crucial untuk mendeteksi dini ada tidaknya indikasi gangguan jiwa pada peserta dalam 30 hari terakhir, sebuah langkah preventif yang sangat berharga, sosialisasi Kesehatan Gigi oleh dokter gigi co-ass, memberikan pengetahuan praktis untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut, dan Pemeriksaan Kesehatan Umum oleh petugas puskesmas, memastikan kondisi fisik peserta terpantau dengan baik.

Makna dan Dampak 

Keberhasilan kegiatan ini diukur bukan hanya dari lancarnya acara, tetapi dari dampak mendalam yang ditimbulkannya salah satunya Adalah aksesibilitas Layanan Kesehatan teman difabel seringkali menghadapi hambatan dalam mengakses layanan kesehatan. Kehadiran puskesmas langsung ke komunitas dengan pendekatan yang ramah membuka akses tersebut, pemutusan Stigma dengan membicarakan dan memeriksa kesehatan mental secara terbuka, acara ini membantu memutus stigma yang sering melekat baik pada difabilitas maupun gangguan jiwa, pemberdayaan keluarga dan pendamping , yang biasanya adalah keluarga, juga mendapat edukasi. Hal ini memperkuat sistem pendukung (support system) bagi teman difabel di rumah.

Pengalaman MBKM yang Kontekstual: Mahasiswa belajar langsung tentang assessment di dunia nyata, komunikasi empatik dengan populasi khusus, dan kerja sama dalam tim multi-disiplin.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan teman difabel, wali, dan masyarakat sekitar semakin memahami bahwa menjaga kesehatan—fisik, mental, dan gigi—adalah hak dan kebutuhan semua orang. Inisiatif Puskesmas Mlati 2 ini patut menjadi inspirasi bagi pusat layanan kesehatan lainnya untuk terus berinovasi menciptakan layanan yang inklusif, holistik, dan menjangkau.

 

#KesehatanInklusif #DifabelSehat #PuskesmasMlati2 #MBKMBerkarya #PsikologiUNISA #KesehatanMentalUntukSemua #KesehatanHolistik