MBKM DI PONPES AL ISLAMY YOGYAKARTA: Kolaborasi Psikologi UNISA Wujudkan Konseling Integratif untuk Pemulihan Mental
Yogyakarta – Sebuah terobosan dalam layanan konseling rehabilitasi mental berhasil diwujudkan melalui program Magang Bersertifikat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UNISA Yogyakarta. Pada Minggu, 16 Juni 2024, mahasiswa peserta program MBKM menyelenggarakan sesi konseling khusus bagi santri Pondok Pesantren Rehabilitasi Mental dan Korban Penyalahgunaan NAPZA, dengan fokus pada pendekatan kognitif-perilaku yang terintegrasi nilai spiritual.
Program MBKM Empat Bulan: Jejaring Kolaboratif untuk Pemulihan Berkelanjutan
Kegiatan konseling ini merupakan puncak dari serangkaian program MBKM yang telah berjalan selama empat bulan penuh. Dalam periode tersebut, mahasiswa tidak hanya melakukan observasi, tetapi terlibat aktif dalam menyusun program pemulihan yang komprehensif. Program ini memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa melalui pendalaman teknik assessment dan diagnosis kebutuhan psikologis santri, penyusunan modul intervensi kognitif-perilaku yang sesuai dengan nilai keislaman, pelatihan konseling kelompok dan individual dalam setting rehabilitasi, serta monitoring dan evaluasi perkembangan klien secara berkala.
Proses Konseling yang Menyeluruh dan Personal
Sesi konseling diawali dengan pembangunan rapport yang intensif selama 15 menit pertama, menciptakan ikatan terapetik yang kuat antara mahasiswa dan klien. Melalui teknik komunikasi reflektif dan empatik, tercipta ruang aman bagi klien untuk mengungkapkan permasalahan mendalam yang mempengaruhi perilaku hidup bersihnya.
Proses eksplorasi mengungkap berbagai faktor kompleks yang melatarbelakangi perilaku malas mandi, mulai dari gejala depresif, distorsi kognitif, hingga keyakinan personal yang keliru. Mahasiswa dengan terampil melakukan restrukturisasi kognitif melalui teknik Socratic questioning untuk membantu klien mengevaluasi pola pikirnya.
Integrasi Sains Psikologi dan Nilai Spiritual
Keunikan pendekatan ini terletak pada integrasi yang harmonis antara prinsip-prinsip psikologi kognitif dengan ajaran Islam. Mahasiswa menghubungkan konsep kebersihan fisik dengan thaharah (kesucian spiritual) dalam Islam, menunjukkan bagaimana menjaga kebersihan diri merupakan bentuk ibadah dan penghargaan terhadap nikmat Tuhan.
Teknik cognitive restructuring diperkaya dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadist yang relevan, memberikan landasan spiritual yang kuat bagi perubahan perilaku. Klien diajak untuk memaknai aktivitas mandi tidak hanya sebagai kebutuhan higienis, tetapi juga sebagai sarana membersihkan hati dan pikiran.
Dampak Multidimensi dan Keberlanjutan Program
Intervensi ini menghasilkan perubahan signifikan pada multiple aspek. Pada aspek kognitif, klien mampu mengidentifikasi dan mereframing pikiran negatif tentang kebersihan diri. Dalam aspek perilaku, terjadi peningkatan konsistensi dalam menjaga kebersihan personal. Aspek spiritual menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara kebersihan dan ibadah, sementara aspek sosial menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Program MBKM empat bulan ini telah membuktikan efektivitas model intervensi yang memadukan pendekatan psikologis modern dengan kearifan lokal keagamaan. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan kontribusi nyata bagi proses rehabilitasi santri, tetapi juga menjadi model replicable untuk institusi rehabilitasi lainnya.
Kemitraan berkelanjutan antara UNISA Yogyakarta dengan Pondok Pesantren Rehabilitasi ini diharapkan dapat melahirkan berbagai inovasi lain dalam layanan kesehatan mental, sekaligus menyiapkan calon profesional psikologi yang kompeten dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
#MBKMBerkontribusi #KonselingIntegratif #RehabilitasiMental #UNISAPeduli #KesehatanMentalHolistik #PsikologiDanSpiritualitas #PemulihanNAPZA