Pemerintah Indonesia mencanangkan agar perempuan tidak memiliki perbedaan untuk mengakses dan melakukan berbagai hal yang lazim dikerjakan kaum laki-laki.

Sayang hal tersebut masih belum seluruhnya membuat pihak perempuan mampu menempatkan diri sejajar dengan laki-laki.

Kami di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, yang berdiri dengan dukungan Muhammadiyah sebagai pelopor, dan organisasi perempuan Aisyiyah, memang dibentuk dengan basis gerakan untuk berkiprah bagi bangsa maupun universal.

Sebagai kader Aisyiyah, kami dididik untuk memiliki intelektual tinggi dengan belajar dari berbagai ilmu umum, bukan hanya ilmu agama.

Para pendiri Aisyiyah terdahulu selalu mendorong perempuan berani keluar dari pakem. Artinya perempuan diminta tidak terlalu asyik berada di lingkup domestik atau rumah tangga, namun mampu berperan di luar rumah.

“Dengan pakem seperti ini, terlihat dalam 100 tahun awal gerombolan perempuan Aisyiyah sulit dibendung dan mampu menumbukan perempuan Aisyiyah lain di berbagai tempat,” (Republika, Noorjannah, Ahad (2/8).

Aisyiyah mampu turut serta mencerdaskan bangsa dengan mambangun pendidikan yang lebih baik dengan mendirikan sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah tinggi, salah satunya adalah UNISA. Prodi Psikologi menjadi salah satu Prodi yang ikut membawa perubahan pada perempuan berkemajuan.

Memasuki abad kedua, Aisyiyah merasa masih bayak problematika yang belum terpecahkan. Meski penyamarataan gender terus digembar-gembor, nyatanya hal tersebut tidak sepenuhnya utuh.

Melihat hal ini, Aisyiyah akan mendorong pandangan perempuan dengan nilai islam yang berkemajuan agar kebiasan gender ini bisa diselesaikan. Sehingga tidak ada lagi hal yang membedakan perempuan dan laki-laki dalam konteks paradigma.

Dengan pemikiran yang berkemajuan, diharapkan perempuan mampu memperluas kepemimpinan. Bukan hanya di level atas, namun menjadi pemimpin sekaligus aktor di kalangan masyarakat dan komunitas sekitar mereka.

Kami sebagai generasi ‘Aisyiyah peduli pada kemajuan bangsa. Salah satu cara yang akan terus dikembangkan Aisyiyah untuk menjadikan perempuan lebih maju yaitu dengan konsep pelatihan. Karena itu, kami mengadakan Program Pengabdian Masyarakat dengan BIKKSA. BIKKSA adalah Biro Konsultasi Keluarga Sakinah ‘Aisyiyah. Alhamdulillah, setelah diadakan 4 kali pertemuan melatih kader BIKKSA, program ini sangat diterima masyarakat dan telah diterima sebagai program yang akan dikembangkan di ‘Aisyiyah Bantul. Berangkat dari kepedulian masyarakat akan fenomena keluarga yang semrawut dan bermasalah, semoga BIKKSA mampu membantu menjadikan para keluarga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

“Kalau perempuan maju tidak akan ada yang rugi. Anak tidak rugi, suami tidak rugi, bangsa pun tidak akan rugi. justru kalau ada yang menginginkan perempuan tidak maju, itu justru sama dengan mengubur diri sendiri,” (Noorjannah, Republika 2/8).

Anda/organisasi Anda ingin mendapatkan pelatihan BIKKSA? Hubungi kami dan mari bergabung bersama kami, untuk Indonesia lebih baik, bersama perempuan-perempuan berkemajuan.